Sebagaimana dianjurkannya bacaan basmalah di awal perbuatan,
demikian pula hamdalah di akhir segala amal. Bahkan dalam sebuah hadits
diterangkan bahwa Allah swt. akan meridhai hambanya yang setiap makan terlebih
dahulu membaca "bismillah" dan mengakhirinya dengan "alhamdulillah".
Jika Allah swt. telah meridhai sebuah makanan maka tidaklah
mungkin makanan itu mengandung dampak negatif sebagaimana yang banyak
dikhawatirkan manusia zaman sekarang. Ada yang mengandung kolesterol,
mengandung gula, mengandung bahan kimia dan lain sebagainya. Andaikata semua
kandungan itu benar adanya, namun Allah swt meridhai hambanya akan makanan
tersebut karena mendahului makan dengan bacaan "bismillah" dan
mengakhirinya dengan hamdalah. Maka Allah swt pasti telah menyiapkan hikmah
dibalik itu semuanya yang jauh lebih sesuai untuk hamba-Nya.
Akan tetapi perlu diketahui, bahwa tidak semua kegiatan
boleh diakhiri dengan ucapan "alhamdulillah", karena menjadi haram
hukumnya mengucapkan "alhamdulillah" setelah melakukan pekerjaan yang
mengandung kemaksiatan. Misalkan mengucapkan "alhamdulillah" setelah
minum alkohol, atau setelah melakukan zina dan lain sebagainya.
Tentunya tidak hanya hukum haram yang dijelaskan di sini.
Karena pada dasarnya ada banyak tafsil hukum mengenai bacaan
"alhamdulillah" sebagaimana dalam kitab al-Bujairomi alal Khatib:
(Hukum) membaca
hamdalah itu ada empat macam: 1) wajib
seperti membaca hamdalah dalam khotbah jum’at. 2) sunnah seperti ketika
mengawali dan mengakiri do’a dan (amal kebaikan lainnya) seperti makan. 3)
makruh seperti membaca hamdalah di tempat yang kotor atau mulut dalam keadaan
najis. 4)haram ketika membaca hamdalah ketika merasa senang telah melakukan
kemaksiatan.
Dengan kata lain mengucap hamdalah memiliki hukum
sendiri-sendiri yang sangat tergantung dengan kondisinya. Bisa wajib, sunnah,
makruh dan juga haram.
0 comments:
Posting Komentar