Hidayah Allah memang bisa datang kapan saja, pada siapa saja
dan lewat jalan apa saja. Banyak wanita Amerika Serikat yang mengenakan jilbab
setelah menjadi mualaf. Namun, tidak demikian dengan Carissa D. Lamkahouan. Ia
telah mengenakan jilbab sebelum masuk Islam. Dan dari pengalamannya yang unik
tentang jilbab itu, ia kemudian bersyahadat.
“Tentu saja, sebagai seorang wanita, saya sangat tertarik
terutama pada isu-isu perempuan. Dan jilbab sebagai identitas muslimah yang
khas, membuat saya sangat tertarik,” tuturnya.
Dan entah mengapa, Carissa menemukan dirinya terpesona
dengan wanita yang mengenakan jilbab.
Seiring berjalannya studi Islam-nya, Carissa rajin pergi ke
toko buku dan membaca dengan teliti referensi Islam dalam versi bahasa Inggris.
Baik Al Quran, hadits maupun kisah-kisah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dan para sahabatnya. Dan pada suatu hari, ia menemukan jilbab di
barisan abaya. Carissa yang tertarik dengan benda itu kemudian menemukan
keberanian untuk mencoba.
“Itu penutup kepala pertama yang saya beli,” kenangnya.
Ketika memakainya untuk pertama kali, Carissa merasakah
sesuatu yang aneh.
“Saya melihat sekilas diriku di cermin, terus terang saya
terkejut dengan kain hijau di atas kepalaku itu. Saya melihat bayangan saya
sebagai orang yang berbeda, asing. Ada stereotif negatif dalam bayangan wanita
berjilbab seperti digambarkan oleh media,” tambahnya.
Namun, itu tidak berlangsung lama. Carissa dengan cepat
kembali ke alam rasionalnya. “Bahwa saya membelinya untuk dipakai jika saya
perlu untuk pergi ke masjid,” katanya dalam hati, mengingat tujuannya untuk mempelajari
Islam lebih dalam dengan mengunjungi masjid-masjid.
“Sekarang saya menyadari bahwa membeli jilbab saat itu
adalah langkah awal saya mendapatkan hidayah,” tuturnya.
Beberapa bulan berlalu. Namun Carissa belum mendapatkan
kesempatan untuk memakai jilbab itu seperti rencananya. Di samping, ia tidak
terlalu suka dengan warna dan model jilbab tersebut. Hingga kemudian, ia pun
membeli jilbab yang ia sukai saat kembali ke toko buku.
Carissa kemudian mulai memakai jilbabnya dalam berbagai
kesempatan. Saat berkunjung ke toko makanan halal, saat ke toko buku, dan
beberapa kesempatan yang lain, ia menutup rambutnya dengan jilbab. Hingga suatu
malam, ia pergi bersama sang suami dengan memakai jilbab. Di situlah perubahan
besar terjadi.
“Aku merasa aman dan nyaman. Aku tak lagi mendapati
pandangan laki-laki menganggu yang tertuju padaku.”
Carissa pun makin terbiasa memakai jilbab. Dan seiring
semakin dalam ia mempelajari Islam, akhirnya ia juga memutuskan untuk
bersyahadat.
Kini Carissa merasakan martabat dan kemuliannya sebagai
wanita dengan jilbab sebagai mahkotanya. Ia tak lagi takut digoda lelaki, dan
lebih dari itu, ia menyadari bahwa memakai jilbab adalah ibadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. [bersamadakwah]
izin repost ke blog saya ya, ukhti :)
BalasHapus